Februari 25, 2010

“ASMONG”…Asal Ngomong!

Sore kemaren, saya menerima kunjungan seorang pasien laki-laki umur sekitar 30 tahun, didampingi orang tuanya. Saya lihat orangnya relatif ganteng dan sekilas juga kelihatan sehat. Setelah dia duduk, seperti biasa waktu anamnesis saya bertanya tentang apa saja keluhannya. Pasien tidak menjawab, hanya senyum kemudain ketawa. Tidak berapa lama dia bicara atau ngomong sendiri., dan apa yang diomongkannya tidak sesuai dengan apa yang saya tanyakan. Ngomong seperti tidak sadar dengan apa yang diomongkan, seperti ada loncatan ide, tidak focus dan juga ada disorientasi, dia seperti hidup dalam alamnya sendiri. Tidak berapa lama setelah ketawa agak kuat, pasien keluar, tinggal Ibunya di dalam. Baru saya mulai menyadari bahwa Ibu ini salah memilih dokter untuk konsultasi, seharusnya dibawa ke dokter ahli jiwa.
Akhir-akhir ini kita sering dipertotonkan dengan hal-hal yamg menurut saya tidak jauh berbeda dengan apa yang saya lihat pada pasien itu. Ada debat di forum terhormat, ada tayangan langsung tokoh-tokoh atau yang merasa dirinya tokoh di Televisi. Mereka merasa dirinya hebat, terkenal, tapi melihat bicaranya , omongannya, kata-kata yang keluar dari mulutnya, menurut saya hanya Asmong ( Asal omong) . Saya tidak menyebut mereka “Asbun” atau asal bunyi, karena bagiamanapun, sejelek-jeleknya suatu bunyi masih dapat dinikmati. Berbunyi juga jelas tidak sama dengan ngomong, sesuatu berbunyi karena ada tekanan atau yang mengerakkan dari luar. Gitar berbunyi karena ada yang menggesek senarnya, peluit berbunyi karena ada yang meniupnya. Tong kosong berbunyi karena ada yang memukulnya, semakin besar dan semakin kosong tongnya dan juga bila dipukul lebih kuat, akan semakin nyaring bunyinya. Makanya, ada sidiran “Tong kosong nyaring bunyinya”. Ini mewnggambarkan orang yang omong besar, banyak omong, tapi isinya tidak ada, akan dibawa angin lalu, masuk telinga kiri keluari telinga kanan.
Binatang kita katakan bukan bicara atau ngomong, tetapi di menegeluarkan suara atau berbunyi. Kalau kerbau dikatakan melenguh, kuda meringkik, burung berkicau. Dari dulu sampai kapanpun, yang namanya kerbau, kuda ataupun burung kalau bersuara, tetap seperti itu. Ini karena binatang tidak punya kemampuan mengontrol secara sadar suara yang keluar dari mulutnya. Jadi dia tidak punya kesadaran, dia tidak mengerti dan tidak memahami suara yang keluar dari mulutnya. Makanya, kerbau tetap akan menlenguh dengan suara yang sama, walaupun tidak ada kerbau lain disekitarnya, ditengah-tengah kerumunan kudapun kerbau akan tetap melenguh seperti itu. Kuda sebaliknya juga demikian.
Berlainan dengan manusia, manusia tidak dikatakan bersuara, atau berbunyi, dia berbicara, dia ngomong. Ngomongnya manusai tidak sama dengan binatang atau bunyi suatu benda. Sepeti dikatakan diatas, binatang bersuara tanpa kesadaran dari dalam, bunyi suatu benda karena tekanan dari luar. Manusia tidak!,….. dia ngomong karena dorongan dari dalam, bukan tekanan dari luar, dia barpikir dulu baru ngomong atau bicara. Ngomongnya manusia harus punya makna, maksud dan tujuan. Manusia ngomong karena ad aide-ide yang mungkin perlu dikomunikasikan. Dalam menyampaikan idenyapun, dia tidak sekedar mengumbar kata, disampig dia memahami, menguasai, kata-katanya harus runtut, jelas, mudah dipahami. Karena manusai ngomong dari dalam, karena ada kesadaran, maka dia tahu kapan harus diam atau bicara, kapan harus suara pelan atau suara keras. Dan, yang paling penting adalah bahwa manusia selalu ngomong atau bicara yang benar, tidak berdusta. Makanya manusia yang dipegang adalah kata-katanya, sedangkan binatang yang dipegang adalah ekornya.
Jadi, kalau manusia berbicara,ngomong, tanpa kesadaran dari dalam, tidak jelas ujung pangkalnya, tidak jelas maksud dan tujuanya, asal mengumbar kata, asal ngomong. Sulit dibedakan dengan pasien saya yang harus konsultasi ke dokter ahli jiwa tersebut, atau mungkin tidak jauh berbeda juga dengan kerbau yang melenguh, kuda yang meringkik, burung yang berkicau….. Mendingan kiacauan burung,,malah merdu dan indah, kita dapat menikmatinya…

Tidak ada komentar: