April 05, 2010

Shock Breaker Penghemat Bahan Bakar

Shock Breaker Penghemat Bahan Bakar  
SEBUAH tim di Stony Brook University, New York, Amerika Serikat, mengembangkan teknologi shock breaker yang mampu menghemat energi bahan bakar. Regenerative shock absorber system ini memanfaatkan pergerakan turun-naik yang terjadi pada shock breaker untuk diubah menjadi tenaga listrik.

Menurut mereka, hanya 10-16% energi bahan bakar yang dimanfaatkan untuk menggerakkan mobil. Sisanya terserap untuk hal lain, salah satunya gesekan ban pada permukaan jalan dan hambatan angin. Itu artinya banyak energi yang terbuang.

Mobil hybrid mengambil kembali energi yang terbuang lewat proses pengereman, namun masih ada gerakan lain yang masih belum dimanfaatkan, yaitu gerakan turun-naik shock breaker menjadi energi kinetik pembangkit listrik.

Di dalam regenerative shock absorber system ini terdapat dua komponen utama, kumparan yang sangat sensitif dan magnet permanen berbentuk cincin bersusun yang dikemas secara khusus untuk meningkatkan daya kemagnetannya.

Kumparan tembaganya sendiri dililitkan pada tabung delrin yang disusun sejajar dengan susunan lingkar cincin magnet kemudian ujung-ujung kumparannya dihubungkan pada alat penyearah arus alias rectifier.

Untuk mencoba tegangan dan dan keluaran tenaga yang dihasilkan prototipe peredam canggih di berbagai kondisi jalan, digunakan metode laboratorium dengan memasangkannya pada alat simulasi getaran.

Perangkat osiloskop digunakan untuk mengukur tegangan output, baik saat pada kondisi maksimal nilai nominal RMS (root mean square). Osiloskop ini juga berguna untuk memantau bentuk gelombang listrik yang dihasilkan oleh shock breaker tersebut, sementara untuk mengukur arus keluarannya menggunakan sebuah multimeter.

Hasil uji coba menunjukkan bahwa pada kondisi pengendaraan tertentu, misalnya pada kecepatan setara dengan 72,5 km/jam, regenerative shock absorber ini mampu menghasilkan daya sebesar 2 hingga 8 Watt.

Para peneliti menyatakan bahwa ini adalah prototipe dengan skala 1:2. Pada ukuran aslinya diprediksikan akan mampu menghasilkan sekitar 64 Watt di setiap rodanya. Itu artinya, dengan menggabungkan daya yang diperoleh dari keempat shock breaker-nya maka akan dihasilkan daya sebesar 256 Watt dalam kondisi jalan normal.

Dengan demikian , maka pada kondisi jalan yang lebih ekstrem seperti jalan rusak di medan off-road misalnya, sistem ini seharusnya mampu lebih banyak lagi menghasilkan daya listrik.

Banyak kendaraan hybrid yang memanfaatkan energi pengereman (regenerative braking) untuk meningkatkan efisiensi kendaraan, namun proses pengereman ini hanya sesekali saja, sementara regenerative shock absorber system lebih konsisten. Dengan ditambahkannya perangkat ini ada kendaraan hybrid maka akan lebih banyak lagi energi yang dihemat serta polusi yang dipangkas.

Saat ini, tim di Stony Brook University tengah berusaha untuk meningkatkan kemampuan alat tersebut agar dapat menghasilkan energi yang lebih padat dengan ukuran alat yang lebih efisien. Dan ditengah kesibukan, mereka sempat berkelakar: jangan-jangan dengan adanya alat ini, para pengemudi justru kerap 'mengincar' lubang-lubang dan gundukan di jalan ketimbang menghindarinya.

Tidak ada komentar: