April 05, 2010

Kongres Harus Hasilkan Persatuan


Kongres PDI Perjuangan sebaiknya bisa mempersatukan perbedaan yang sebelumnya terjadi di antara kubu ideologis dan pragmatis. Dua kutub di PDI Perjuangan itu menggunakan momentum kongres dengan menggunakan Puan Maharani dan Prananda Prabowo sebagai simbol.
Kedua kutub itu dianggap kalangan PDI Perjuangan merupakan representasi pertarungan yang bergolak sebelum ini. Fungsionaris PDI Perjuangan Dhia Prakasa Yudha menyebutkan sebagian elit PDI Perjuangan berkepentingan untuk merapat pada kekuasaan. "Mereka khawatir kasus-kasus yang melibatkan sebagian pihak di PDI Perjuangan akan dibuka," katanya melalui telepon Senin (5/4/2010).
Sementara itu pengamat politik Sukardi Rinakit berharap sejumlah tokoh PDI Perjuangan tidak saling menjatuhkan meski terdapat perbedaan di antara mereka. "Tidak ada gunanya memecah PDI Perjuangan dengan menggunakan Puan dan Prananda," katanya seraya menegaskan momentum kongres seharusnya dimanfaatkan untuk membesarkan PDI Perjuangan.
Karena itu, kata Sukardi, PDI Perjuangan harus merangkul semua tokoh termasuk mereka yang sakit hati dan berada di luar partai. "Jangan sampai mereka yang sakit hati dilupakan karena ada perbedaan karena semakin besar organisasi akan memicu perbedaan sikap, itu biasa, maka kader-kader lama PDI Perjuangan jangan dilupakan," katanya.
Sukardi menyatakan sejumlah kader sakit hati harus dirangkul untuk diajak duduk bersama. Paling tidak mereka yang bersuara minor harus dibuka aksesnya. Sejumlah kader kritis termasuk kalangan intelektual harus diajak serta membesarkan partai. Otomatis kader intelektual tidak akan diam saja. "Misalnya 15 orang intelektual disapa, maka tidak akan diam pasti bicara membesarkan partai,

Tidak ada komentar: