April 05, 2010

Ayo Mencermati Label Makanan

Ayo Mencermati Label Makanan 
PERNAH memikirkan apa saja yang Anda konsumsi saat makan kudapan crackers, buah kalengan, atau sepotong keju olahan? Tidak sulit, Anda cukup membaca fakta gizi (nutrition facts) di label makanan Anda.

Fakta nutrisi

Bagian fakta nutrisi berada di luar kemasan. Bagian ini memberikan informasi mengenai nutrisi tertentu di dalam produk, termasuk kalori, lemak, protein, serat, vitamin, serta mineral tertentu.

Di bagian paling atas fakta nutrisi, Anda akan melihat takaran saji/serving size (seperti setengah cangkir, lima crackers, atau 10 keripik) dan jumlah sajian per kemasan/sevings per container (seperti dua, empat, enam). Label makanan selanjutnya mendaftar jumlah kalori dan jumlah kalori dari lemak, per takar.

Angka-angka ini sangat penting, khususnya jika Anda ingin menurunkan asupan kalori dan lemak. Sebagai contoh, makan lima keping crackers Ritz per takar saji tidak buruk, karena hanya mengandung 80 kalori. Tapi, orang cenderung makan lebih dari lima keping. Jika makan 15 keping, Anda sudah mengonsumsi 240 kalori. Jumlah ini sudah melebihi batas, khususnya bagi Anda yang perlu mengontrol berat badan. 

Anda akan menjumpai satuan ukur yang berbeda-beda di label makanan. Sebagian besar nutrisi diukur dengan gram (g), sedang yang lainnya diukur dengan miligram (mg). Beberapa informasi diberikan dalam bentuk persentase (%).

Lemak dan nutrisi lainnya

Selain jumlah kalori per sajian dan kalori dari lemak, fakta nutrisi juga memberikan informasi mengenai jumlah nutrisi lain dan lemak total. Di bawah lemak total, Anda bisa menemukan sumber lemak yang dibagi menjadi lemak jenuh dan lemak trans (lemak  tidak sehat yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung).

Selain itu, lemak total juga dipecah menjadi lemak ganda tidak jenuh dan lemak tunggal tidak jenuh (dua jenis lemak yang bermanfaat bagi kesehatan).

Berikut arti dari istilah-istilah yang umum dijumpai di label makanan:

Kolesterol sebagian besar terkandung dalam daging, unggas, ikan dan produk susu. Kolesterol dari makanan bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Tapi, lemak jenuh mempunyai efek yang lebih besar dalam meningkatkan kadar kolesterol darah.

Lemak jenuh (saturated fat) sebagian besar terkandung dalam makanan yang berasal dari hewan, seperti produk susu, daging, mentega, keju, dan unggas. Selain itu, lemak ini juga bisa ditemukan dalam minyak kelapa dan kelapa sawit. Untuk mengurangi asupan, pilihlah daging rendah lemak atau unggas tanpa kulit. Terlalu banyak lemak jenuh bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Lemak trans terbentuk selama proses hidrogenasi, teknik pengolahan yang mengubah minyak cair menjadi produk setengah padat. Lemak ini bisa ditemukan dalam vegetable shortening, beberapa jenis margarin, crackers, permen, makanan yang digoreng, dressing salad, serta makanan olahan lainnya. Terlalu banyak mengonsumsi lemak trans bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.

Lemak ganda tidak jenuh (polyunsaturated fat) berasal dari makanan berbahan dasar tumbuhan, biji-bijian, beberapa jenis minyak tumbuhan (bunga matahari, jagung, kedelai), beberapa makanan laut (ikan haring, salmon, makarel) dan kacang kedelai. Jenis lemak ini dan asam lemak omega-3 merupakan jenis lemak sehat.

Lemak tunggal tidak jenuh (monounsaturated fat) juga berasal dari makanan berbahan dasar tumbuhan, termasuk minyak zaitun, canola oil, kacang-kacangan, dan alpukat. Penelitian-penelitian baru-baru ini mengindikasikan bahwa lemak ini bisa membantu mengurangi risiko penyakit jantung.

Setelah lemak, Anda bisa menemukan karbohidrat, serat, gula, dan kandungan protein dalam label makanan. Kandungan ini selanjutnya diikuti oleh nutrisi tertentu, seperti vitamin A, vitamin C, kalsium, dan besi. Di bagian paling bawah label, Ada bisa menemukan daftar bahan-bahan yang terkandung di dalam produk tersebut.

Dengan membaca fakta nutrisi, Anda bisa memastikan bahwa Anda mendapatkan nutrisi yang Anda perlukan setiap hari. Sebagai contoh, jika makanan hanya menyediakan 30% dari asupan kalsium harian, Anda bisa menambah konsumsi makanan sumber kalsium lainnya (seperti susu, keju, dan yogurt) untuk mencapai 100% anjuran harian. Begitu juga dengan kandungan lainnya.

Tidak ada komentar: