Desainer gadget asal Liverpool, Inggris, Stuart Hughes, kembali memikat pecinta fashion gadget dengan casing Apple iPhone 4 bertahta berlian. Telepon seluler dengan desain supermewah ini akan dijual dengan harga £5 juta atau sekitar Rp70,6 miliar.
Demi ambisinya menciptakan ponsel termahal di dunia, Hughes menempelkan 500 berlian yang total mencapai 100 karat. Selain mengitari bingkai ponsel, taburan berlian juga tampak di bagian logo Apple sisi belakang dan tombol utama di sisi depan.
Hughes hanya membuat dua set rancangan ponsel. Ia membuatnya atas pesanan seorang pengusaha asal Australia yang namanya sengaja disembunyikan, "Ini tantangan fantastis dan saya benar-benar puas dengan hasil akhirnya. Telepon itu terlihat menakjubkan," katanya seperti dikutip dari laman Orange.
Untuk membuat dua ponsel itu semakin mewah, Hughes juga mengganti boks kardus dengan boks berbahan granit berwarna merah muda seberat 7 kilogram. Bagian dalam boks ini juga dilapisi dengan kulit terbaik.
Sebelumnya, Hughes juga meluncurkan rancangan telepon berlapis emas 22 karat. Telepon berpenampilan klasik yang dinamai PrivĂ© Phones ini dijual seharga £140 ribu atau sekitar Rp1,9 miliar. Hanya ada 10 unit PrivĂ© Phones karya Hughes di dunia.
Hughes memang dikenal sebagai perancang tampilan gadget mewah. Dia telah merancang tampilan banyak perangkat selama 12 tahun. Dia memulai kariernya dengan melapisi Nokia 8800 dengan emas.
Hughes mengaku sangat mencintai pekerjaannya. Salah satu pelanggannya adalah pendiri rumah mode Dolce and Gabbana, Stefano Gabbana. "Telepon-telepon ini memang ditujukan bagi mereka yang sangat kaya, mereka tidak dapat dibandingkan dengan telepon yang bisa ditemukan di mana saja
Oktober 19, 2010
Nokia N8 Hadir di Indonesia
Nokia kembali menambah jajaran ponsel pintarnya di Tanah Air. Hari ini, raksasa vendor ponsel asal Finlandia itu menghadirkan Nokia N8 dengan banderol harga Rp4,95 juta.
Sebagai perangkat pertama yang hadir dengan sistem operasi Symbian^3, Nokia N8 menjadi senjata andalan untuk berkompetisi di tengah sengitnya perseteruan sistem operasi, terlebih lagi sejak kehadiran Google Android.
Nokia N8 diklaim mampu bekerja multitasking yang mana memungkinkan pengguna untuk menjalankan beberapa aplikasi secara simultan dan berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain dengan sangat mudah.
“Perangkat ini membuka komunikasi dengan mudah melalui suara, pesan singkat, video call, chatting, e-mail, jejaring sosial, sampai online sharing,” kata Bob McDougall, Country Manager Nokia Indonesia, di sela peluncuran Nokia N8 di Jakarta, Selasa 19 Oktober 2010.
Pada seri N8, Nokia juga memperkenalkan sejumlah pengalaman baru, seperti salah satunya fitur Web TV on-demand. Penggunanya di Indonesia dapat menikmati acara TV, berita, dan hiburan dari berbagai saluran seperti CNN, E! Entertainment, Paramount, dan National Geographic. Sementara konten Web TV lokal disediakan oleh satu perusahaan TV swasta dari Ovi Store.
Selain itu, pengguna dapat menikmati video berkualitas HD (high-definition) dengan teknologi surround sound Dolby Digital Plus, dengan cara menghubungkan Nokia N8 ke sistem home theater.
Mulai awal November, Nokia N8 mulai tersedia di gerai ritel resmi Nokia di seluruh Indonesia dengan harga Rp4.950.000 per unit.
Seperti diketahui, Nokia N8 merupakan ponsel sentuh 3,5 inci berlayar AMOLED dengan resolusi nHD (640x360 piksel). Dengan prosesor ARM 11 680MHz processor, N8 menyediakan 3D Graphics HW akselerator untuk memperkuat kinerja grafisnya.
Sebagai perangkat pertama yang hadir dengan sistem operasi Symbian^3, Nokia N8 menjadi senjata andalan untuk berkompetisi di tengah sengitnya perseteruan sistem operasi, terlebih lagi sejak kehadiran Google Android.
Nokia N8 diklaim mampu bekerja multitasking yang mana memungkinkan pengguna untuk menjalankan beberapa aplikasi secara simultan dan berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain dengan sangat mudah.
“Perangkat ini membuka komunikasi dengan mudah melalui suara, pesan singkat, video call, chatting, e-mail, jejaring sosial, sampai online sharing,” kata Bob McDougall, Country Manager Nokia Indonesia, di sela peluncuran Nokia N8 di Jakarta, Selasa 19 Oktober 2010.
Pada seri N8, Nokia juga memperkenalkan sejumlah pengalaman baru, seperti salah satunya fitur Web TV on-demand. Penggunanya di Indonesia dapat menikmati acara TV, berita, dan hiburan dari berbagai saluran seperti CNN, E! Entertainment, Paramount, dan National Geographic. Sementara konten Web TV lokal disediakan oleh satu perusahaan TV swasta dari Ovi Store.
Selain itu, pengguna dapat menikmati video berkualitas HD (high-definition) dengan teknologi surround sound Dolby Digital Plus, dengan cara menghubungkan Nokia N8 ke sistem home theater.
Mulai awal November, Nokia N8 mulai tersedia di gerai ritel resmi Nokia di seluruh Indonesia dengan harga Rp4.950.000 per unit.
Seperti diketahui, Nokia N8 merupakan ponsel sentuh 3,5 inci berlayar AMOLED dengan resolusi nHD (640x360 piksel). Dengan prosesor ARM 11 680MHz processor, N8 menyediakan 3D Graphics HW akselerator untuk memperkuat kinerja grafisnya.
Peneliti Yakin Bumi Kiamat Tiap 27 Juta Tahun
Para peneliti kini 99 persen yakin bahwa peristiwa kehancuran massal di Bumi terjadi secara reguler, seteratur jarum jam berputar. Begitulah temuan para ilmuwan dari Universitas Kansas dan Smithsonian Institute di Amerika Serikat setelah mereka memetakan semua armagedon sejak 600 juta tahun yang lalu.
Astrofisikawan dari Universitas Kansas, Dr. Adrian Melott, dan palaeontologis dari Smithsonian Institute, Dr. Richard Bambach, mengungkapkan dalam kurun waktu itu kiamat di Bumi terjadi setidaknya tiap 27 juta tahun sekali.
Dan penyebab kiamat mendatang, menurut para peneliti itu, ternyata bukanlah pemanasan global.
Lalu apa?
Planet kita selalu melintasi hujan komet tiap 27 juta tahun, dan ternyata sangatlah jarang Bumi berhasil lolos dengan selamat. Selama 20 kali melewati cobaan maut itu, Bumi hanya berhasil lolos dari lubang jarum dan mempertahankan sebagian besar organisma biologis yang hidup di atasnya, sebanyak enam kali saja.
Yang paling terkenal adalah bencana dahsyat 65 juta tahun lalu, saat asteroid selebar 15 kilometer menghantam Bumi--di titik yang sekarang merupakan wilayah Meksiko--dengan kekuatan miliaran kali bom atom dan lalu menyapu habis Dinosaurus dari muka Bumi.
Lebih celaka lagi, periode putaran kiamat ini tak akurat betul. Terkadang, asteroid-asteroid menghantam semua makhluk hidup di muka bumi, 10 juta tahun lebih cepat dari yang semestinya.
Tapi, janganlah buru-buru panik. Masih ada kabar baik.
Ini menyangkut Nemesis, bintang kembar gelap dari matahari. Selama ini, Nemesis selalu dituding jadi biang keladi. Teori umumnya begini: tiap 27 juta tahun sekali, Nemesis melintasi sabuk raksasa debu dan es yang disebut awan Oort, dan gara-gara itu lalu melontarkan komet-komet ke Bumi.
Sekarang, para ilmuwan mengatakan: karena skenario kiamat terjadi secara begitu reguler, Nemesis tidaklah mungkin jadi penyebab utama karena orbitnya akan mengalami perubahan dalam kurun waktu sebegitu lama.
Tapi, ini bukan berarti bahwa Nemesis--yang terletak sekitar satu tahun cahaya dari matahari--tidak akan lagi menyemburkan komet-komet awan Oort-nya ke seantero galaksi kita. Sekarang ini, komet-komet itu sedang menghajar planet-planet lain di luar Bumi.
Jadi, karena armagedon terakhir terjadi 11 juta tahun lalu, maka berdasarkan teori ini, Bumi baru akan kiamat pada tahun 16.002.010--bukan dua tahun mendatang, seperti yang difilmkan Roland Emmerich di "2012."
Artinya, silakan Anda menghirup nafas lega-lega--sepanjang pemanasan global tak segera menciptakan kiamat yang lain.
Astrofisikawan dari Universitas Kansas, Dr. Adrian Melott, dan palaeontologis dari Smithsonian Institute, Dr. Richard Bambach, mengungkapkan dalam kurun waktu itu kiamat di Bumi terjadi setidaknya tiap 27 juta tahun sekali.
Dan penyebab kiamat mendatang, menurut para peneliti itu, ternyata bukanlah pemanasan global.
Lalu apa?
Planet kita selalu melintasi hujan komet tiap 27 juta tahun, dan ternyata sangatlah jarang Bumi berhasil lolos dengan selamat. Selama 20 kali melewati cobaan maut itu, Bumi hanya berhasil lolos dari lubang jarum dan mempertahankan sebagian besar organisma biologis yang hidup di atasnya, sebanyak enam kali saja.
Yang paling terkenal adalah bencana dahsyat 65 juta tahun lalu, saat asteroid selebar 15 kilometer menghantam Bumi--di titik yang sekarang merupakan wilayah Meksiko--dengan kekuatan miliaran kali bom atom dan lalu menyapu habis Dinosaurus dari muka Bumi.
Lebih celaka lagi, periode putaran kiamat ini tak akurat betul. Terkadang, asteroid-asteroid menghantam semua makhluk hidup di muka bumi, 10 juta tahun lebih cepat dari yang semestinya.
Tapi, janganlah buru-buru panik. Masih ada kabar baik.
Ini menyangkut Nemesis, bintang kembar gelap dari matahari. Selama ini, Nemesis selalu dituding jadi biang keladi. Teori umumnya begini: tiap 27 juta tahun sekali, Nemesis melintasi sabuk raksasa debu dan es yang disebut awan Oort, dan gara-gara itu lalu melontarkan komet-komet ke Bumi.
Sekarang, para ilmuwan mengatakan: karena skenario kiamat terjadi secara begitu reguler, Nemesis tidaklah mungkin jadi penyebab utama karena orbitnya akan mengalami perubahan dalam kurun waktu sebegitu lama.
Tapi, ini bukan berarti bahwa Nemesis--yang terletak sekitar satu tahun cahaya dari matahari--tidak akan lagi menyemburkan komet-komet awan Oort-nya ke seantero galaksi kita. Sekarang ini, komet-komet itu sedang menghajar planet-planet lain di luar Bumi.
Jadi, karena armagedon terakhir terjadi 11 juta tahun lalu, maka berdasarkan teori ini, Bumi baru akan kiamat pada tahun 16.002.010--bukan dua tahun mendatang, seperti yang difilmkan Roland Emmerich di "2012."
Artinya, silakan Anda menghirup nafas lega-lega--sepanjang pemanasan global tak segera menciptakan kiamat yang lain.
Salah Hitung, 'Kiamat' Bangsa Maya Bukan 2012
Tahun 2012 pernah jadi sangat penting dan membuat ketar-ketir gara -gara muncul film Hollywood bertema kiamat, '2012'.
Film besutan sutradara Roland Emmerich itu memanfaatkan mitos akhir penanggalan Bangsa Maya, 21 Desember 2012, sebagai hari kehancuran dunia.
Saat ini, tahun 2012 kembali disebut-sebut gara-gara terbit buku berjudul "Calendars and Years II: Astronomy and Time in the Ancient and Medieval World" (Kalender dan Tahun II: Astronomi dan Waktu di Dunia Kuno dan Abad Pertengahan) terbitan tahun 2010.
Namun, jangankan soal kebenaran ramalan kiamat. Buku itu malah mengungkap perhitungan akhir kalender 'Long Count' Maya diduga kuat tidak akurat. Selisihnya bisa 50 sampai 60 tahun.
Bagaimana bisa?
Isu besarnya, saat meneliti kalender kuno, arkeolog berusaha mengkorelasikan frame waktu mereka dengan kalender modern (Gregorian).
Misalnya, momentum-momentum penting Bangsa Maya seperti kelaparan perang, perayaan agama -- diterjemahkan dalam format hari/bulan/ tahun masa kini.
Para ahli Maya berusaha menemukan momentum penting yang bisa menghubungkan kelender 'Long Count' dengan Gregorian.
Untuk itu, para ilmuwan Maya menggunakan faktor korelasi yang dinamakan 'Konstanta GMT'. Inisial GMT didapatkan dari nama penemunya -- Joseph Goodman, Juan Martinez-Hernandez, dan J. Eric S. Thompson.
Adalah profesor Gerardo Aldana dari dari University of California, Santa Barbara yang mempertanyakan validitas korelasi -- berdasarkan adanya miskorelasi peristiwa astronomi di masa lalu.
Aldana menuliskan hal itu dalam bab khusus di buku "Calendars and Years II: Astronomy and Time in the Ancient and Medieval World"
Kata dia, Bangsa Maya adalah astronom yang canggih di jamannya. Mereka juga teliti merekam kejadian di langit saat malam hari.
Bangsa Maya mendokumentasikan fase Bulan, gerhana, dan bahkan melacak pergerakan Planet Venus. Catatan mereka memungkinkan mereka untuk memperkirakan siklus astronomi masa depan dengan akurasi besar.
Menurut Aldana, meski GMT menggunakan sumber bukti astronomi, arkeologi, sejarah untuk mengkorelasikan 'Long Count' dengan kalender modern, ada keraguan ketika bukti-bukti itu ditafsirkan dari artefak Maya kuno dan teks kolonial.
Misalnya, peristiwa penting, tanggal pertempuran yang ditetapkan penguasa Dos pilas (situs Maya di Guatemala). Penguasa Balaj Chan K’awiil memilih tanggal ini berdasarkan penampakan 'Chak Ek'.
Oleh arkeolog Stockholm University, Johan Normark, 'Chak Ek' diartikan sebagai Venus. Namun, Aldana dalam studinya menentang hal itu. Kata dia, 'Chak Ek' adalah meteor.
Bayangkan, jika kejadian dikorelasikan dengan Venus tapi sejatinya itu berkaitan dengan peristiwa acak seperti halnya penampakan meteorit? Jelas hasil dari menghubung-hubungkan waktu dalam kalender Maya dengan kalender modern acak-acakan dan pasti selisih.
Dalam tulisannya, Aldana menyajikan beberapa alasan mengapa konstanta GMT tak bisa diandalkan. Dia bukan orang pertama yang meragukannya.
Namun, penelitian lebih lanjut seperti penentuan waktu dengan radiokarbon perlu dilakukan untuk mendukung dalilnya.
Jadi, masih percaya kiamat bakal terjadi 2012?
Film besutan sutradara Roland Emmerich itu memanfaatkan mitos akhir penanggalan Bangsa Maya, 21 Desember 2012, sebagai hari kehancuran dunia.
Saat ini, tahun 2012 kembali disebut-sebut gara-gara terbit buku berjudul "Calendars and Years II: Astronomy and Time in the Ancient and Medieval World" (Kalender dan Tahun II: Astronomi dan Waktu di Dunia Kuno dan Abad Pertengahan) terbitan tahun 2010.
Namun, jangankan soal kebenaran ramalan kiamat. Buku itu malah mengungkap perhitungan akhir kalender 'Long Count' Maya diduga kuat tidak akurat. Selisihnya bisa 50 sampai 60 tahun.
Bagaimana bisa?
Isu besarnya, saat meneliti kalender kuno, arkeolog berusaha mengkorelasikan frame waktu mereka dengan kalender modern (Gregorian).
Misalnya, momentum-momentum penting Bangsa Maya seperti kelaparan perang, perayaan agama -- diterjemahkan dalam format hari/bulan/ tahun masa kini.
Para ahli Maya berusaha menemukan momentum penting yang bisa menghubungkan kelender 'Long Count' dengan Gregorian.
Untuk itu, para ilmuwan Maya menggunakan faktor korelasi yang dinamakan 'Konstanta GMT'. Inisial GMT didapatkan dari nama penemunya -- Joseph Goodman, Juan Martinez-Hernandez, dan J. Eric S. Thompson.
Adalah profesor Gerardo Aldana dari dari University of California, Santa Barbara yang mempertanyakan validitas korelasi -- berdasarkan adanya miskorelasi peristiwa astronomi di masa lalu.
Aldana menuliskan hal itu dalam bab khusus di buku "Calendars and Years II: Astronomy and Time in the Ancient and Medieval World"
Kata dia, Bangsa Maya adalah astronom yang canggih di jamannya. Mereka juga teliti merekam kejadian di langit saat malam hari.
Bangsa Maya mendokumentasikan fase Bulan, gerhana, dan bahkan melacak pergerakan Planet Venus. Catatan mereka memungkinkan mereka untuk memperkirakan siklus astronomi masa depan dengan akurasi besar.
Menurut Aldana, meski GMT menggunakan sumber bukti astronomi, arkeologi, sejarah untuk mengkorelasikan 'Long Count' dengan kalender modern, ada keraguan ketika bukti-bukti itu ditafsirkan dari artefak Maya kuno dan teks kolonial.
Misalnya, peristiwa penting, tanggal pertempuran yang ditetapkan penguasa Dos pilas (situs Maya di Guatemala). Penguasa Balaj Chan K’awiil memilih tanggal ini berdasarkan penampakan 'Chak Ek'.
Oleh arkeolog Stockholm University, Johan Normark, 'Chak Ek' diartikan sebagai Venus. Namun, Aldana dalam studinya menentang hal itu. Kata dia, 'Chak Ek' adalah meteor.
Bayangkan, jika kejadian dikorelasikan dengan Venus tapi sejatinya itu berkaitan dengan peristiwa acak seperti halnya penampakan meteorit? Jelas hasil dari menghubung-hubungkan waktu dalam kalender Maya dengan kalender modern acak-acakan dan pasti selisih.
Dalam tulisannya, Aldana menyajikan beberapa alasan mengapa konstanta GMT tak bisa diandalkan. Dia bukan orang pertama yang meragukannya.
Namun, penelitian lebih lanjut seperti penentuan waktu dengan radiokarbon perlu dilakukan untuk mendukung dalilnya.
Jadi, masih percaya kiamat bakal terjadi 2012?
Oktober 14, 2010
1. Apa itu Subsistem?
Subsistem merupakan komponen atau bagian dari suatu system, subsistem ini bisa phisik ataupun abstrak.
Subsistem sebenarnya hanyalah sistem di dalam suatu sistem, ini berarti bahwa sistem berada pada lebih dari satu tingkat. Pemisalan lainnya, mobil adalah suatu system yang terdiri dari system-sistem bawahan seperti system mesin, system badan mobil dan system rangka. Masing-masing system ini terdiri dari system tingkat yang lebih rendah lagi.
Apa itu Supersistem?
Walaupun istilah supersistem jarang digunakan, system seperti ini ada. Jika suatu system adalah bagian dari system yang lebih besar, system yang lebih besar itu adalah supersistem.
Dari definisi dan penjelasan diatas dapatlah diambil kesimpulan, suatu system terdiri dari elemen yang bisa berbentuk individu atau bagian-bagian yang terpisah, kemudian berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.
: bagi perusahaan telepon metropolitan ribuan tagihan yang dicetak tersebut merupakan data karena bagi perusahaan tersebut ribuan tagihan tersebut belum diolah untuk mengetahui jumlah pendapatan yang akan diterima oleh perusahaan tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)